UNITED
NATIONS OF PUBLIC SERVICE AWARD (UNPSA)
INOVASI PELAYANAN PUBLIK
(SINOVIK) TAHUN 2016
Artikel ini adalah artikel yang ditulis oleh dr.Yuliani Hasan untuk mengikuti lomba dokter terbaik di Indonesia tahun 2016. dr.Yuliani Hasan adalah pemenang nomor satu terbaik.dalam loma tersebut dan mendapat hadiah langsung sepeda motor dari panitia lomba dan kesempatan umroh selama 9 hari dari Wali kota Palembang. dr.yuliani adalah dokter umum dan spesialis herbal yang sekarang ini bertugas di Puskesmas Kota Palembang beralamat di Belakang gedung TVRI. Palembang. karena dengan se izin beliau dan dirasakan sangat bermanfaat untuk diketahui masyarakat maka dengan izin beliau saya publikasikan artikel ini:
I.
JUDUL ( TITLE )
Model Pelayanan
Kesehatan Tradisional
Integrasi di Puskesmas Kota Palembang.
II.
TANGGAL
INISIATIF ( INICIATIVE DATE )
Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi di Kota
Palembang dimulai sejak 2 Januari 2014
III.
KATEGORI ( CATEGORY )
1.
Perbaikan Pemberian Pelayanan Kepada
Masyarakat
IV. KRITERIA INOVASI
IV. KRITERIA INOVASI
1. Memberikan
Pelayanan yang Berkualitas
2.
Mempromosikan Kemitraan
3. Memperkenalkan
Konsep Baru
V.
GAMBARAN
SINGKAT INOVASI
Gaya hidup “back to nature” menjadi trend dunia
internasional. Data
Riskesdas (2013) sekitar 30,4% penduduk Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional, 49% diantaranya menggunakan
jamu dan merasakan manfaatnya. Data
tersebut menunjukkan sepertiga penduduk Indonesia membutuhkan pelayanan kesehatan tradisional, namun fasilitas kesehatan milik Pemerintah belum mengakomodir kebutuhan tersebut.
Kini banyak
bermunculan praktek pengobatan tradisional dikelola swasta, pasien dikenakan biaya mahal tetapi belum diketahui standar mutu dan keamanannya. Tak
sedikit masyarakat tertipu oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Di sisi lain ketergantungan masyarakat terhadap pemakaian obat medis cukup tinggi (69,6%),
sehingga cenderung mengatasi penyakit
trivial dan self limiting diseases menggunakan obat OTC, padahal dapat diatasi dengan self care pengobatan tradisional Indonesia.
Kondisi
diatas melatarbelakangi Dinkes
mengembangkan menu layanan kesehatan tradisional integrasi untuk
mendukung visi Kementerian Kesehatan (mewujudkan
masyarakat yang sehat secara mandiri dan berkeadilan)
dengan mengedepankan upaya promotif
preventif.
Upaya strategis telah dilakukan
Dinkes yaitu menyiapkan tenaga terampil melalui pelatihan,
kursus dan seminar terkait dengan pengobatan tradisional, membangun Griya
Sehat sebagai tempat pelayanan kesehatan tradisional
terintegrasi di Puskesmas Kampus, lengkap dengan sarana pendukung, memberi
layanan sauna tradisional, massage, reflexy, pijat bayi, akupreser, akupunktur, bekam, EFT, konsultasi
serta etalase herbal. Selain pelayanan kuratif, upaya promotif dan preventif
telah dilakukan diantaranya pelaksanaan kelas hipertensi, DM, ibu balita gizi
kurang, ibu hamil serta penyuluhan akupressur di posyandu. Untuk menjamin
keberlangsungan program inovasi ini, Dinkes juga melibatkan
lintas sektor terkait seperti Dinas
Pertanian Kota Palembang,
PKK, SP3T dan LKTM yang
berperan dalam upaya pembinaan tenaga kesehatan dan penyehat tradisional.
.
Inisiatif ini telah
berhasil meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
tradisional integrasi di Puskesmas
Kampus kunjungan rata-tata 120 orang perbulan,
kecenderungan masyarakat beralih
dari menggunakan obat OTC ke pemanfaatan toga dan akupresur. Dampak lain dari
program ini berhasil memberdayakan
kader posyandu dalam pemanfaatan TOGA sehingga mampu membiayai
operasional posyandu dan pemberian makanan tambahan.
VI.
ANALISIS
MASALAH
1.
Apa masalah
yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini ? (maks. 500 kata)
Kecenderungan masyarakat untuk mengatasi penyakit trivial dan self
limiting diseases dengan
sedikit-sedikit minum obat, menyebabkan tingginya ketergantungan masyarakat
terhadap pemakaian obat bebas (OTC) yaitu 69,6%. Sebenarnya penyakit tersebut dapat diatasi dengan pengobatan tradisional berupa ramuan herbal maupun
pijat akupreser. Sehingga dibutuhkan upaya yang dapat mencerdaskan masyarakat
agar dapat merawat kesehatan dirinya secara mandiri.
Pada satu titik tertentu masyarakat merasakan kejenuhan dalam mencari
upaya pengobatan modern yang
memerlukan biaya perawatan dan pengobatan yang tinggi, sehingga mereka mulai melirik pengobatan tradisional alternatif. Namun mereka belum
mengetahui standar dan manfaatnya secara tepat karena kurangnya informasi yang
didapat. Hal ini berdampak pada mudahnya masyarakat tertipu oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Pasien
dikenakan biaya yang mahal untuk mendapatkan pengobatan yang belum terjamin standar mutu dan keamanannya. Dalam hal ini yang patut diperhatikan adalah
kompetensi dari individu yang membuka praktek pengobatan tersebut. Masyarakat
harus pintar memilih dan menentukan pengobatan tradisional yang aman digunakan, bermutu, bermanfaat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Walaupun pengobatan tradisional sering diklaim aman,
minim efek samping, mudah dijangkau dan tidak berbelit-belit dalam
pelayanannya, namun penggunaannya jika tidak disertai pengetahuan yang baik
tentang pengobatan ini akan berakibat fatal. Oleh karena itu sebelum
memanfaatkan pengobatan tradisional sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga yang
ahli dan terlatih terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan secara rinci
tentang jenis pengobatan tradisional yang baik dan benar. Karena itulah peran pemerintah
untuk melindungi masyarakatnya dengan memberikan pelayanan kesehatan
tradisional yang aman, bermutu dan bermanfaat, menjadi harapan masyarakat.
Disisi lain, gaya hidup “back to nature”
menjadi trend dunia internasional sehingga pemanfaatan pengobatan tradisional seperti obat herbal (jamu), suplemen makanan, pijat maupun cara
pengobatan alami lainnya cenderung meningkat. Indonesia adalah negara megabiodiversity yang kaya akan tanaman obat, dan
sangat potensial untuk dikembangkan. Indonesia juga kaya
dengan warisan lelulur berupa tradisi dan pengobatan tradisional seperti pijat urut, bekam, tangas
(sauna alami) sebagai bentuk
kearifan lokal. Perkembangan pengobatan tradisional saat
ini tidak hanya berupa ramuan/obat
herbal tetapi juga
metoda ataupun alat kesehatan tradisional telah
banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 menyebutkan sekitar
30,4% penduduk memanfaatkan pelayanan kesehatan
tradisional, 49% diantaranya menggunakan ramuan jamu dan merasakan manfaatnya bagi
kesehatan. Data tersebut menunjukkan bahwa sepertiga masyarakat
Indonesia membutuhkan pelayanan
kesehatan tradisional, tapi belum diakomodir oleh pemerintah.
Selama ini belum tersedia Puskesmas yang memberikan pelayanan
kesehatan tradisional yang aman, bermanfaat, bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Telah diketahui, Puskesmas
adalah
tempat pelayanan kesehatan dasar di masyarakat dan terpercaya karena dikelola
oleh tenaga medis yang dilindungi sekaligus diawasi oleh pemerintah yang lebih mengutamakan upaya kesehatan
promotif dan preventif, serta tidak melupakan upaya kuratif.
Kondisi diatas menjadi dasar bagi
Dinas Kesehatan kota Palembang untuk
mengembangkan menu layanan kesehatan tradisional integrasi yang mengkombinasikan
pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan
tradisional komplementer berdasarkan body of knowledge berdimensi holistik
biokultural menjadi suatu sistem pelayanan kesehatan yang sesuai dengan norma
agama dan kebudayaan masyarakat. untuk
mendukung visi Kementerian Kesehatan (mewujudkan masyarakat yang sehat secara mandiri dan berkeadilan)
dengan mengedepankan upaya kesehatan
promotif-preventif.
VII.
PENDEKATAN
STRATEGIS
2. Siapa saja yang telah
mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah
tersebut? (maks. 600 kata)
Untuk
mengakomodir kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tradisional
terintegrasi yang aman, bermanfaat, bermutu, dan memberikan perlindungan bagi masyarakatnya serta
mencerdaskan rakyatnya agar dapat merawat kesehatan dirinya secara mandiri,
Dinas Kesehatan Kota Palembang berinisiatif
untuk mengembangkan menu layanan kesehatan tradisional terintegrasi yang mengkombinasikan
pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan
tradisional komplementer.
Pada tahun
2013, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan kesehatan tradisional diawali dengan pembangunan
gedung Griya Sehat di Puskesmas Kampus, menetapkan aturan yang jelas melalui Peraturan
Walikota Palembang No 32 Tahun 2013 tentang Tarif Biaya Jasa Pelayanan
Kesehatan Tradisional di Puskesmas.
Pada tahun 2014 untuk aspek legal pelayanan ditetapkanlah Puskesmas pemberi
layanan kesehatan tradisional alternative komplementer melalui Surat Keputusan
Walikota Nomor 52 Tahun 2014 tentang Puskesmas Pelayanan Kesehatan tradisional alternatif
komplementer. Griya Sehat Puskesmas
Kampus sebagai model pelayanan kesehatan tradisional
integrasi mulai dioperasionalkan pada 2
Januari 2014.
Pelayanan kesehatan tradisional integrasi di Griya Sehat Puskesmas Kampus telah
dimanfaatkan
oleh masyarakat Kota Palembang, dengan kelompok sasaran sebagai berikut 1)
Balita dengan permasalahan tumbuh kembang, batuk pilek dan gangguan makan. 2) Pasien segala usia dengan keluhan sakit kepala
(myalgia, cephalgia, dll), diabetes
melitus, hipertensi, dan lain-lain. 3) Ibu rumah tangga dan remaja putri. Ini terlihat dari grafik kunjungan Griya Sehat Puskesmas Kampus yang terus
meningkat setiap bulannya, dengan rata rata kunjungan 120 orang perbulan dengan
berbagai jenis layanan seperti akupreser, akupunktur, massage, pijat bayi,
bekam, sauna, EFT, obat herbal dan konseling.
Keberhasilan pelaksanaan
program ini karena dukungan banyak pihak diantaranya kerjasama dengan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota
Palembang, LKTM, SP3T dan PKK Kota Palembang. Dinas Pertanian Kota Palembang
membantu pemberian bibit TOGA kepada kelompok tani yang juga bertindak sebagai
kader Posyandu di Kelurahan Lorok Pakjo. LKTM sebagai UPT Kemenkes berperan
sebagai edukator yang memberikan wawasan tentang aplikasi pengobatan
tradisional yang benar dan aman. SP3T juga melibatkan Pemerintah Kota Palembang
dalam upaya pengkajian dan penelitian pengobatan tradisional. Sementara PKK
kota Palembang membantu dalam hal pengembangan dan pemanfaatan TOGA menjadi
produk yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi kader Posyandu.
3. Dalam hal apa inisiatif ini
kreatif dan inovatif? Ilustrasikan dengan unik, bagaimana dapat menyelesaikan
masalah dengan cara baru dan berbeda. Maks 200 kata.
Beberapa hal yang menjadikan pelayanan
kesehatan tradisional integrasi ini kreatif dan inovatif adalah :
1.
Pengunjung Puskesmas mempunyai
pilihan pelayanan yang lebih variatif untuk mengatasi masalah kesehatannya. Di Puskesmas biasa pasien
hanya mendapatkan pelayanan pengobatan medis saja, maka pada Puskesmas dengan pelayanan kesehatan
tradisional integrasi, pasien
diberikan pelayanan kesehatan tradisional (bekam,
akupreser, pijat, reflexy, sauna, akupunktur, EFT, herbal) selain
pelayanan kesehatan konvensional.
2.
Tenaga kesehatan pada Puskesmas
biasa hanya memiliki keterampilan dan pengetahuan medis saja, tapi pada
Puskesmas dengan yankestrad integrasi tenaganya juga memiliki kompetensi dalam pengobatan tradisional.
3.
Jika selama ini pasien hanya
diberikan obat medis, maka pada Puskesmas dengan yankestrad integrasi diberikan
ramuan herbal
4.
Di Puskesmas yankestrad, selain diberikan konseling tentang cara minum obat dan pola hidup
sehat, pasien juga diajarkan cara sederhana mengatasi masalah kesehatan dengan
herbal, akupreser maupun EFT
secara mandiri..
5.
Kader posyandu juga dilibatkan dalam penyediaan
dan pemanfaatan TOGA sehingga dapat menambah pendapatan kader posyandu.
6.
Keterlibatan lintas sektor tidak
terbatas pada instansi kesehatan, lurah/camat saja, tapi juga LKTM, SP3T, TP
PKK dan Dinas Pertanian yang membantu dalam penelitian, pelatihan, pengadaan
bibit toga, pengolahan dan pengemasan produk herbal.
Evaluasi pelayanan, dilakukan melalui
kuesioner, sehingga bisa diketahui sejauh mana manfaat yang dirasakan pasien berupa
perbaikan kualitas hidup secara fisik, mental dan sosial. .
Service evaluation, conducted through a questionnaire, so they can know
the extent of the patient's perceived benefits such as improved quality of life
physically, mentally and socially.
VIII. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN
4. Bagaimana strategi ini
dilaksanakan? (maks. 600 kata)
Uraikan
unsur rencana aksi yang telah dikembangkan untuk melaksanakan strategi ini,
termasuk perkembangan dan langkah-langkah kunci, kegiatan utama serta
kronologinya.
Inisiatif dalam
menyediakan pelayanan kesehatan tradisional integrasi di Griya Sehat
dilaksanakan menurut strategi dan rencana aksi berikut :
1.
Identifikasi kekuatan
dan kelemahan sumber daya pendukung dalam pelayanan kesehatan tradisional
integrasi di Puskesmas.
Langkah
pertama yang dilakukan dalam rencana aksi ini adalah melakukan kajian dengan
mengadakan rapat koordinasi dengan kepala Puskesmas di Kota Pelembang untuk
mengetahui ketersedian sumber daya dan potensi keberlangsungan penyediaan
layanan kesehatan tradisional integrasi. Salah satu Puskemas yang dinilai
paling siap untuk penyediaan layanan ini adalah Puskesmas Kampus yang terletak
di tengah kota dan memiliki dokter, tenaga kesehatan dan kader
yang berkompeten dan terlatih dalam pengobatan
tradisional dan komplementer, sehingga
Puskesmas ini dijadikan model tempat pelayanan kesehatan tradisional integrasi.
2.
Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan tenaga
medis
Inisiatif Dinas Kesehatan Kota Palembang dalam menjadikan Puskesmas
dengan pelayanan kesehatan tradisional
Integrasi dimulai sejak tahun 2012 dengan
menyelenggarakan pelatihan akupreser bagi dokter dan
paramedis, pembinaan terhadap pengobat tradisional, melakukan studi banding ke Mahidol University dan
Golden Jubilee Hospital Thailand dan kunjungan ke B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) Tawangmangu, Jawa Tengah.
Pada Tahun 2013 kembali mengadakan pelatihan akupreser yang diikuti oleh dokter,
perawat dan bidan pada 13 Puskesmas, peningkatan kualitas petugas kesehatan tradisional
herbal (ramuan) diikuti oleh dokter, paramedis dan asisten apoteker dari 14 Puskesmas. Untuk meningkatkan kualitas layanan, tahun 2014 Dinas Kesehatan mengirim petugas untuk
mengikuti Pelatihan Baby Spa di Yogyakarta. Tahun 2015 Dinas
Kesehatan bekerjasama
dengan LKTM ( Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat) dalam kursus Akupunktur bagi
Paramedis Puskesmas di Kota Palembang,
3.
Pembangunan Sarana dan Prasaranan (Griya
Sehat dan Gazebo Pemberdayaan Masyarakat).
Tahun 2013 Dinas Kesehatan
melalui Dana APBD Kota Palembang memulai
pembangunan Griya Sehat khusus untuk memberikan pelayanan
kesehatan tradisional dan komplementer lengkap
dengan sarana dan prasarananya di Puskemas dan diresmikan sebagai
model penyedia pelayanan kesehatan tradisional integrasi pada 2 Januari 2014. Awalnya jenis pelayanan
yang diberikan sebatas akupreser dan bekam
yang kemudian berkembang hingga saat ini memiliki sebelas jenis pelayanan. Dan tahun 2015 merenovasi gedung Puskesmas Kampus
serta membangun Gazebo Pemberdayaan Masyarakat di Puskesmas Kampus.
4.
Penetapan Peraturan
Daerah.
Untuk mengatur dan memberikan jaminan hukum dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tradisional integrasi di Griya Sehat, Pemerintah Kota Palembang
menerbitkan Peraturan Walikota Palembang No 32 Tahun 2013
tentang Tarif Biaya Jasa Pelayanan Kesehatan Tradisional di Puskesmas dan Surat Keputusan Walikota Nomor 52 Tahun 2014 tentang Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan tradisional alternatif komplementer.
5.
Sosialisasi melalui
pemberdayaan masyarakat, yaitu :
a.
Seminar “Tetap Sehat di usia
Lanjut”
bersama dr.Agus Rahmadi
(2013) dan seminar Sehat di Usia Lanjut
Tanpa Obat bersama Dr. Eddy Iskandar (2014).
b.
Gerakan bersama penanaman tanaman obat. Bibit tanaman obat disediakan
oleh Dinas Kesehatan dan bantuan Tim PKK Kota Palembang.
c.
Pengenalan manfaat dan demo
akupreser dan pijat bayi bagi
kader posyandu.
d.
Mengadakan Lomba Minuman Sehat berbahan herbal bagi kader posyandu
e.
Praktek pembuatan sabun herbal dan minuman herbal berbahan dasar serai bagi kader posyandu.
f. Pengenalan manfaat
TOGA bagi masyarakat dalam upaya preventif promotif dan pertolongan pertama (self care) pada
keluarga dalam mengatasi gejala penyakit trivial
dan self limiting diseases di Posyandu.
g. Bakti Sosial Pelayanan Kesehatan Tradisional
Integrasi berupa pelayanan akupunktur dan EFT dalam memperingati Hari Kesehatan
Nasional ke-51 bulan November 2015 di Puskesmas Kampus
6. Kerjasama dengan lintas sektor terkait, yaitu Dinas Pertanian Kota Palembang, LKTM (Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat) dan Tim Penggerak PKK Kota Palembang.
6. Kerjasama dengan lintas sektor terkait, yaitu Dinas Pertanian Kota Palembang, LKTM (Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat) dan Tim Penggerak PKK Kota Palembang.
7. Puskesmas sebagai
pemberi pelayanan
kesehatan tradisional integrasi terus berupaya melakukan langkah-langkah strategis
untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Langkah
yang dilakukan oleh Puskesmas Kampus adalah:
a. Perubahan alur pelayanan, dimana semua pasien
harus mendaftar di Loket pendaftaran, Ditujukan ke Poli (Poli Umum, Poli Anak, Poli KIA/KB atau Poli Gigi)
untuk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan dan penetapan diagnosa.
b. Sesuai dengan
kebutuhan pengobatan, pasien dirujuk ke griya sehat, laboratorium, klinik
gizi atau unit obat.
c. Pasien yang disarankan untuk dirujuk ke Griya Sehat adalah pasien
dengan keluhan sakit kepala
(myalgia, cepfalgia), diabetes melitus, hipertensi, dan
lain-lain, bayi dengan permasalahan tumbuh kembang, batuk pilek dan gangguan
makan.
d. Di Griya Sehat, pasien diberikan
konseling tentang pengobatan tradisonal dan EFT secara gratis untuk menangani
kondisi penyakit yang diderita. Pasien diberikan penjelasan tentang pemanfaatan
tanaman obat yang bisa dibuat sendiri di rumah bahkan terapis tidak segan
memberikan tips sehat dengan herbal. Jika tidak diperlukan tindakan/terapi maupun
ramuan herbal, pasien langsung mengisi kotak saran dan boleh pulang.
e. Jika pasien setuju dan perlu, akan
dilakukan tindakan/terapi (bekam, akupreser, breast care, akupunktur, sauna, massage, facial, pijat bayi) maupun diberikan ramuan herbal dengan
pengawasan dokter. Sebelum
diterapi pasien
terlebih dahulu menandatangani surat persetujuan (informed consent).
f.
Setelah
dilakukan tindakan/terapi, pasien membayar jasa tindakan sesuai dengan Peraturan Walikota Palembang No 32 Tahun 2013
tentang Tarif Biaya Jasa Pelayanan Kesehatan Tradisional di Puskesmas.
g. Pasien juga diberi kesempatan untuk mengajukan komplain atas pelayanan
yang diberikan, mengisi kuesioner dan pulang.
h. Puskesmas Kampus telah menyusun SOP tatalaksana
penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus.
8. Siapa saja pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan? (maks. 300 kata)
Penyelenggaraan Griya Sehat di Puskesmas Kampus
tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah berkontribusi secara langsung
maupun tidak langsung terhadap keberhasilan pelayanan kesehatan tradisional
integrasi di Puskesmas, diantaranya adalah :
1.
Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Kemenkes bidang Pelayanan Kesehatan
Tradisional, LKTM
(Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat) telah membantu
dalam teknis penyediaan layanan kesehatan tradisional dan komplementer di
Puskesmas.
2.
SP3T (Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional) Dinas Kesehatan Provinsi dalam pengkajian dan penelitian.
3.
Dinas Pertanian Kota Palembang dalam hal pemberdayaan masyarakat melalui kelompok tani binaannya yang juga merupakan kader posyandu dengan memberikan bibit tanaman
obat dan praktek cara pembuatan sabun dan
minuman herbal berbahan dasar serai.
4. PKK Kota Palembang sebagai pembina kader, telah membantu pengadaan bibit tanaman obat, pengemasan dan pemasaran produk herbal yang dihasilkan kader.
9. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumberdaya dimobilisasi? Sebutkan biaya untuk sumberdaya keuangan, teknis dan manusia yang berkaitan dengan inisiatif ini, Bagaimana proyek ini dibiayai dan siapa yang mendukung pembiayaan tersebut. (maks. 500 kata)
9. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumberdaya dimobilisasi? Sebutkan biaya untuk sumberdaya keuangan, teknis dan manusia yang berkaitan dengan inisiatif ini, Bagaimana proyek ini dibiayai dan siapa yang mendukung pembiayaan tersebut. (maks. 500 kata)
Untuk menyediakan pelayanan
kesehatan tradisional integrasi di Puskesmas, berbagai pemangku kebijakan menyediakan dana guna mendukung inisiatif ini :
1.
Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota
Palembang menyiapkan anggaran sebesar IDR 140.000.000,- untuk studi banding ke Mahidol University dan magang di
B2P2TOOT Tawamangu.
2.
Tahun 2013 Dinas Kesehatan
Kota Palembang memulai pembangunan gedung Pelayanan
Kesehatan Tradisional (Griya Sehat) dan pengadaan obat herbal sebesar IDR 425.700.000,-
3.
Tahun 2014 Dinas Kesehatan
Kota Palembang menyediakan anggaran sebesar IDR 155.000.000,- untuk pelaksanaan
Program Upaya Kesehatan Tradisional.
4.
Tahun 2014 Dinas Pertanian
Kota Palembang mensupport upaya pemberdayaan masyarakat yang digagas oleh
Puskesmas Kampus dengan dana sebesar IDR 47.000.000,- untuk pembuatan taman
pembibitan tanaman obat dan taman gizi di RT 06 Kelurahan Lorok Pakjo,
Palembang.
5.
Tahun 2015 Dinas Kesehatan
Kota Palembang melakukan renovasi gedung pelayanan kesehatan
konvensional di Puskesmas IDR 950.000.000,- membangun Gazebo Pemberdayaan Masyarakat sebesar IDR
74.000.000,- pengadaan obat herbal IDR 120.000.000,-.
6.
LKTM berperan dalam upaya
peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas dengan pelatihan akupunktur.
Melihat komitmen Dinas kesehatan Kota Palembang, LKTM mensponsori kegiatan
Bakti Sosial Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi yang dipusatkan di
Puskesmas Kampus.
7.
Tim Penggerak PKK Kota Palembang mendorong upaya pemberdayaan masyarakat dengan bantuan alat
pengemas produk kelompok tani/posyandu binaan Puskesmas Kampus dan Dinas Pertanian Kota Palembang.
8.
Puskesmas Kampus, dalam kegiatan operasional Griya Sehat memberikan insentif bagi tenaga pelaksana
pelayanan dan sosialisasi pemanfaatan pengobatan tradisional di Posyandu.
Health Center Campus, in Griya
Healthy operations provide incentives for implementing energy services and
dissemination of traditional medicine use in IHC
Seluruh pendapatan Puskesmas dikelola sesuai dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Sedangkan Sumber daya manusia yang terlibat
dalam pelaksanaan penyediaan pelayanan kesehatan tradisional integrasi di
Puskesmas ini adalah :
1.
Walikota dan Sekda Kota Palembang
2.
Kepala Dinas Kesehatan Kota
Palembang
3.
Kepala Puskesmas dan tenaga medis di
14 Puskesmas replikasi di Kota Palembang
4.
Kelompok tani dan kader Posyandu
5.
Pengurus dan Anggota Tim Penggerak
PKK Kota Palembang
6.
Kepala Dinas Pertanian dan Penyuluh
Pertanian
7.
Kepala LKTM
10. Apa saja keluaran (output)
yang paling berhasil?
Keluaran nyata yang dicapai oleh pelayanan
kesehatan tradisional integrasi di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Walikota Palembang No 32 Tahun 2013 tentang Tarif Biaya Jasa
Pelayanan Kesehatan Tradisional di Puskesmas.
2. Surat Keputusan Walikota Nomor 52 Tahun 2014 tentang Puskesmas dengan
Pelayanan Kesehatan tradisional alternatif komplementer.
3.
Terjalin kerjasama yang baik dengan
Dinas Pertanian Kota Palembang yang telah memfasilitasi bibit TOGA untuk kader posyandu yang juga merupakan kelompok tani
binaannya.
4. Kerjasama dengan
LKTM dalam pengembangan pelayanan pengobatan Tradisional di kota Palembang.
5. PKK Kota Palembang sebagai pembina kader, telah membantu pengadaan bibit tanaman obat, pengemasan dan pemasaran produk herbal yang dihasilkan kader.
6. Bertambahnya tenaga kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan akupunktur di beberapa Puskesmas di Kota Palembang.
7. Terbentuknya kelas hipertensi telah mendorong kesadaran dan peningkatan
pengetahuan pasien dalam mengelola penyakit hipertensi secara mandiri dan mampu membagi
pengetahuan dan keterampilannya kepada penderita hipertensi lainnya.
Pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang
diberikan Puskesmas Kampus melalui Griya Sehat telah berhasil memberikan
beberapa perubahan pada masyarakat Kota Palembang, diantaranya adalah :
1.
Meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan tradisional yang
aman digunakan, bermutu, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan yang diberikan oleh
Griya Sehat Puskesmas Kampus
yang mengkombinasikan pelayanan
kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan tradisional dan
komplementer yang dilakukan secara bersama oleh tenaga kesehatan dan tenaga
kesehatan tradisional untuk pengobatan/perawatan pasien/klien.
2.
Peningkatan kunjungan pasien ke
Griya Sehat Puskesmas Kampus.
3.
Upaya pemberdayaan masyarakat
terkait pemanfaatan TOGA. Hasil
penjualan produk TOGA telah dimanfaatkan kader untuk operasional posyandu dan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) balita.
4.
Terlaksanana self care tingkat rumah tangga terkait
upaya kesehatan preventif dan promotif melalui pemanfaatan TOGA dan
akupreser.
11. Sistem apa yang diterapkan
untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan?
Untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi
inisiatif ini, Dinas Kesehatan Kota Palembang secara berkala melakukan
pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional integrasi melalui
laporan bulanan dan kunjungan ke Puskesmas penyelenggara untuk memastikan
pelayanan kesehatan tradisional integrasi ini berjalan secara efektif dan
lancar. Puskesmas yang telah mereplikasi inisiatif ini menggunakan beberapa
cara untuk mengevaluasi kualitas layanannya, yaitu :
1.
Kotak saran (koin puas dan tidak
puas)
2.
Kuesioner
3.
Rekam medis dan catatan kunjungan
4.
Komplain atas komplikasi akibat pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang
telah diberikan.
Evaluasi dilakukan setiap akhir bulan, untuk
mengetahui jumlah kunjungan, jenis penyakit, jenis tindakan/terapi yang
diminati, jumlah tindakan yang telah dilakukan oleh masing-masing terapis dan
juga untuk menilai mutu layanan yang telah direrima pasien.
Salah satu contoh bagaimana temuan pengawasan
dan evaluasi telah memberi dampak dalam kegiatan ini adalah perubahan alur
pelayanan kesehatan tradisional integrasi di Puskesmas. Sebelumnya pasien yang
berkunjung diperbolehkan langsung menuju Griya Sehat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan tradisional komplementer, kini semua pasien harus melalui
pemeriksaan kesehatan secara umum baru kemudian dirujuk ke Griya sehat untuk
mengedepankan konsep integrasi dalam pelayanan kesehatan ini.
12. Apa saja kendala utama yang
dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi?
Dalam proses penyelenggaraan inisiatif ini
ditemukan beberapa kendala sebagai berikut :
1.
Walaupun masyarakat
umumnya mengakui dan merasakan manfaat obat herbal tapi masyarakat masih enggan
memilihnya karena dikenakan biaya tambahan. Di Puskesmas, obat dan tindakan medis
digratiskan sedangkan obat herbal dan
tindakan di Griya Sehat pasien harus membayar sesuai
dengan peraturan walikota, hal ini
disebabkan karena pelayanan Kesehatan Tradisional belum termasuk dalam
pembiayaan asuransi kesehatan. Karena itu, Puskesmas Kampus mengubah alur
layanan dan menambah menu konseling pelayanan kesehatan tradisional yang
diberikan secara gratis. Dengan perubahan ini diharapkan masyarakat semakin
mengerti dan memahami tentang layanan kesehatan tradisional yang dapat
dilakukan melalui asuhan mandiri. Untuk promosi
disediakan pojok minuman herbal yang bisa dimanfaatkan dengan cuma-cuma sebagai
daya tarik bagi pengunjung. Griya Sehat
juga menyediakan ramuan minuman sehat yaitu teh serai dan sabun serai,
obat-obatan herbal tradisional Indonesia yang bisa
dibeli dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
2.
Pasien lebih memilih
pengobatan dengan menggunakan terapi dengan/tanpa alat. Puskesmas mengakomodir
kebutuhan ini dengan terus mengembangkan jenis pelayanan, hingga kini tersedia
sepuluh jenis pelayanan selain ramuan herbal, yaitu bekam, akupresur, massage
dewasa, sauna, pijat bayi, akupuntur, perawatan payudara, reflexy dan EFT (Emotional Freedom Tehniques).
3.
Belum ada formulasi obat herbal
yang tepat untuk mengobati penyakit tertentu/ spesifik. Ada beberapa sediaan Obat Tradisional di
Puskesmas yang telah teruji klinis di laboratorium sehingga aman digunakan.
Selain itu Puskesmas juga terus berupaya memberikan konseling untuk memotivasi
pasien tentang pemanfaatan obat herbal, karena efek
samping yang ditimbulkan oleh tanaman obat relatif lebih kecil dibandingkan
dengan obat dari bahan kimia.
4.
Kekurangan tenaga medis yang terlatih untuk
memberikan pelayanan kesehatan tradisional diatasi melalui kemitraan dengan tenaga pengobatan tradisional
yang terlatih sebagai pekerja harian lepas.
5.
Standar baku spesifik dari Kementrian Kesehatan tentang penyelanggaraan pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer yang terintegrasi
dengan pelayanan kesehatan konvensional di Puskesma belum ada, sehingga
Puskesmas dituntut untuk terus berinisiatif dalam perbaikan pelayanan kesehatan
ini melalui revisi SOP.
IX.
DAMPAK DAN
KEBERLANJUTAN
13. Apa saja manfaat utama yang
dihasilkan inisiatif ini? (maks. 700 kata)
Pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang
diberikan Puskesmas Kampus melalui Griya Sehat telah berhasil memberikan
beberapa perubahan pada masyarakat Kota Palembang, diantaranya adalah :
1.
Griya
Sehat telah memberikan
pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang
mengkombinasikan pelayanan
kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan
tradisional dan komplementer di
Puskesmas secara mengalami peningkatan kunjungan rata-rata sebesar 100% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut mengindikasikan kepercayaan
masyarakat mulai terbangun terhadap
pelayanan kesehatan tradisional integrasi, kualitas
tindakan dan obat herbal yang aman digunakan, bermutu,
bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan karena dikelola oleh
tenaga kesehatan tradisional dengan latar belakang pendidikan medis. Data kunjungan pelayanan kesehatan
tradisional integrasi dapat dilhat pada lampiran grafik 1.
2.
Pelayanan kesehatan tradisional
integrasi cukup memberikan hasil yang baik dalam memperbaiki kualitas
hidup pasien, misalnya dengan peningkatan nafsu makan, badan terasa lebih segar
dan nyaman, rasa sakit berkurang, dapat istirahat dengan cukup dan dari sisi
emosional pasien lebih menerima penyakit yang dideritanya. Kunjungan tertinggi di Griya Sehat Puskesmas
adalah pasien myalgia, hipertensi,
arthritis, diabetes melitus. Sedangkan jenis pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang paling diminati adalah massage, ramuan obat
herbal, akupresur, dan bekam.
3.
Adanya kelas hipertensi di
Puskesmas Kampus, telah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien untuk memanfaatkan
tanaman obat disekitarnya dan menerapkan pola hidup sehat dalam merawat
kesehatan diri dan keluarganya.
4.
Dalam
upaya pemberdayaan masyarakat, Griya Sehat telah membuka peluang bagi kader
posyandu untuk lebih produktif dan inovatif dalam penyediaan ramuan herbal yang
higienis dengan kemasan yang lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari jalinan
kerjasama antara Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Palembang, PKK Kota Palembang
dan Dinas Pertanian Kota Palembang yang telah
memfasilitasi bibit toga,
pengolahan hasil toga dan pembuatan sabun sereh. Hasil penjualan produk toga telah dimanfaatkan
kader untuk operasional posyandu dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita. Kedepannya jika permintaan masyarakat
terhadap ramuan herbal semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan dapat
dijadikan sumber tambahan penghasilan bagi kader.
5.
Terlaksanana
self care tingkat rumah tangga
terkait upaya kesehatan preventif dan promotif melalui pemanfaatan toga dan akupreser. Hal ini
membuktikan bahwa Puskesmas melalui
Griya Sehat telah mendukung tercapainya misi Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan masyarakat yang sehat secara mandiri dan berkeadilan, dengan mengedepankan promotif
preventif
melalui edukasi bahwa obat herbal
dan akupreser dapat digunakan sebagai pertolongan pertama pada keluarga sebagai self care untuk mengatasi penyakit ringan yang
bisa sembuh dengan sendirinya sehingga mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap obat-obatan medis.
14. Apakah inisiatif ini
berkelanjutan dan direplikasi? (maks. 500 kata)
Sejak persiapan inisiatif ini dimulai tahun
2012, Pemerintah Kota Palembang terus memberikan supportnya dengan memberi
ruang dalam penganggaran belanja daerah terhadap biaya penyelenggaraan Griya
Sehat di Puskesmas. Hingga saat ini, Griya Sehat di Puskesmas sering
mendapatkan kunjungan dari berbagai pihak. Dengan ketersediaan lahan, Puskesmas
telah mengembangkan diri tidak hanya sebagai tempat pelayanan kesehatan
tradisional integrasi saja, tapi menjadikan Puskesmas sebagai tempat budi daya
tanaman obat, sarana pendidikan dan promosi berbagai obat tradisional, minuman
herbal dan pelayanan kesehatan tradisional bagi pelajar, mahasiswa dan
masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut telah dibangun kebun tanaman obat
yang tertata dan terkelola dengan baik untuk mengenalkannya kepada masyarakat. Pada bulan Oktober 2015
pembangunan gedung pelayanan kesehatan konvensional di Puskesmas ini telah
selesai, sehingga diharapkan sinergi pelayanan pengobatan tradisional integrasi akan berjalan dengan lebih
baik.
Sejatinya seluruh Puskesmas dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional integrasi karena pada umumnya
Puskesmas telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti bangunan,
Sumber Daya Manusia hingga lahan Puskesmas yang bisa difungsikan sebagai Taman
Obat Keluarga (TOGA). Tempat pelayanan tidak harus memiliki gedung khusus karena bisa juga
memanfaatkan ruang yang sudah ada berupa poli untuk pelayanan kesehatan
tradisional dan komplementer. Yang paling penting adalah sejauh mana kesiapan
tenaga medis di Puskesmas untuk menjalankan, mengelola dan mengembangkan poli
tersebut.
15.
Apa saja pembelajaran yang dapat
dipetik? (maks. 500 kata)
·
Adanya peningkatan
peran dan fungsi Puskesmas selain untuk upaya pengobatan juga melaksanakan
fungsi promotf dan preventif melalui pengenalan pelayanan kesehatan
tradisional.
·
Terjalinnya kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor yang
terkait sangat membantu keberhasilan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tradisional integrasi di Puskesmas, karena dalam
pelaksanaannya mereka akan memberikan dukungan dan bantuan yang sangat berarti untuk mengembangkan pelayanan tersebut.
·
Masyarakat dan
Pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Kota Palembang telah memberikan perhatian dan
komitmen yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan tradisional yang selama ini
terpinggirkan.
·
Pemberdayaan masyarakat melalui kader posyandu
memegang peranan yang sangat penting, karena selain sebagai ujung tombak penggerak masyarakat
setempat untuk secara mandiri sadar dan peduli akan kesehatan mereka dapat
dijadikan mitra dalam pembudidayaan tanaman obat serta menjadi penyedia bibit tanaman obat dan ramuan herbal sehingga menjadi contoh bagi anggota
masyarakat disekitarnya.
·
Pelayanan
Kesehatan Tradisional mampu menggerakkan roda ekonomi kader posyandu dan
kelompok tani melalui inovasi pengolahan produk berbahan tanaman obat, hal ini
berdampak pada semangat kerja kader posyandu untuk semakin berkiprah dalam
pelayanan kepada masyarakat.
·
Masyarakat
semakin menyadari tentang manfaat tanaman obat yang selama ini sudah ada
disekitar mereka, namun belum dimanfaatkan secara optimal.
·
Terselenggaranya pelayanan kesehatan tradisional
integrasi di Puskesmas menuntut tenaga kesehatan untuk mengikuti berbagai pelatihan dalam rangka peningkatan wawasan dan keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
tradisional integrasi yang aman, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.
Link berita :
komitmen pemerintah dalam pembangunan gedung :
http://www.dinkes.palembang.go.id/?nmodul=berita&bhsnyo=id&bid=243
Daftar singkatan
Dinkes : Dinas
Kesehatan Kota Palembang
PKK : Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga
SP3T : Sentra
Penerapan dan Pengembangan Pengobatan Tradisional Provinsi Sumatera Selatan
LKTM : Loka
Kesehatan Tradisional Masyarakat
OTC : over the counter
DM : Diabetes Mellitus
TOGA : Tanaman obat keluarga
SPA : Sehat
pakai air
Riskesdas : Riset
Kesehatan Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar